Bagi kita khususnya yang tinggal di daerah perkotaan yang selalu di
sibukan dengan kegiatan pekerjaan kantor (stress) belum lagi macet lalu
lintas, polusi dari asap kendaraan motor, asap rokok, seringnya
mengkonsumsi makanan yg banyak mengandung bahan pewarna, MSG, pemanis
buatan, racun pestisida dari buah dan sayuran yang kita beli di pasar,
yg lama kelamaan akan menumpuk di dalam tubuh, sehingga TIDAK SADAR
lagi bahwa di dalam DARAH sudah mengendap 3000 macam Zat RACUN
sebagai BOOM WAKTU yang kapan saja siap meledak dan merontokan
kesehatan kita.
Detoksifikasi (detoks)
adalah proses pengeluaran racun toksin atau zat-zat yang bersifat racun
dari dalam tubuh. Puasa merupakan salah satu metode efektif
detoksifikasi. Pembersihan dan detoks meningkatkan proses alamiah
pengeluaran toksin dari dalam tubuh kita. Organ vital yang menjadi
target dalam program pembersihan racun yang efektif adalah susu besar
(pengeluaran) dan liver (detoksifikasi).
Hampir semua penyakit
degeneratif dapat dihubungkan dengan kondisi keracunan dalam saluran
usus (intestinal toxemia). Mengapa? Karena setiap jaringan dalam tubuh
mendapatkan makanan dari darah, dan darah mendapatkannya dari usus.
Setiap zat yang masuk ke dalam tubuh kita akan terserap ke dalam darah melalui dinding-dinding usus. Artinya, toksin yang berada usus juga akan ikut beredar bersama aliran darah sampai ke sel-sel di seluruh penjuru tubuh kita. Toksin-toksin inilah yang menyumbangkan terjadinya berbagai kondisi penyakit kronis, akut, dan degeneratif. Begitu juga menurunnya tingkat energi dan penuaan dini.
Berikut adalah beberapa fakta mengenai toksin yang ada dalam kehidupan kita sehari-hari, seperti dilansir oleh Daily Health Post (02/09).
1. Toksin ada di mana-mana
Fakta kunci yang harus diketahui adalah bahwa toksin ada di mana-mana. Toksin bisa ditemukan pada makanan yang dimakan (seperti zat aditif, MSG, aspartame), air minum, udara yang kita hirup (karbon monoksida pada asap kendaraan), serta pada produk yang kita gunakan sehari-hari. Hampir tak mungkin untuk menghindari semua bentuk toksin dalam kehidupan sehari-hari, namun kita bisa menangkalnya dengan selalu mengonsumsi makanan sehat dan menjalani gaya hidup sehat.
2. Industri kimia tengah meningkat
Kemungkinan besar zat kimia yang masuk dalam kehidupan kita sebenarnya belum teruji keamanannya. Di seluruh dunia saat ini industri kimia tengah berkembang pesat dengan pemasukan USD 3,7 triliun per tahun. Meski begitu zat kimia yang mereka hasilkan dan efeknya terhadap kesehatan belum teruji dengan pasti. Efek yang diberikan oleh industri kimia ini bisa berdampak pada populasi manusia dalam jangka waktu yang lama.
3. Toksin tersembunyi
Toksin bukanlah hal yang bisa dilihat, dirasakan, atau dibaui. Faktanya, setiap hari, kebanyakan orang menghadapi ratusan zat kimia sintetis yang unik. Ini bisa ditemukan pada produk kebersihan yang dipakai orang setiap hari dan pada makanan serta minuman. Toksin bisa bersembunyi di setiap produk yang kita pakai sehari-hari. untuk menghindari toksin, jangan gunakan produk dengan kandungan zat yang tidak diketahui, serta hindari makanan olahan.
4. Pilih makanan alami
Saat ini makanan organik mungkin masih mahal, namun sesuai dengan hasil kesehatan yang kita dapatkan. Makanan yang alami dan organik lebih berkemungkinan kecil mengandung toksin karena tumbuh dengan cara alami tanpa zat kimia.
5. Toksin berbahaya untuk kesehatan
Meski banyak orang percaya bahwa toksin tak berbahaya karena ada di mana-mana dan bisa mengenai banyak orang, faktanya toksin memberikan dampak yang sangat buruk bai kesehatan. Toksin bisa menyebabkan kanker, depresi, obesitas, asma, lupus, dan lainnya. Menghindari toksin akan membuat kita aman dari penyakit-penyakit berbahaya tersebut.
6. Masih ada harapan untuk berubah
Memang benar bahwa saat ini toksin ada di mana-mana dan tak bisa dihindari. Namun masih ada kesempatan untuk berubah. Kita bisa menghindari toksin dengan mengonsumsi makanan yang organik dan sehat. Perhatikan berbagai macam komposisi makanan kemasan yang tidak diketahui. Selain itu, untuk melakukan detoksifikasi pada tubuh, kita bisa menggunakan sauna atau yoga.
Itulah beberapa fakta tentang toksin atau zat beracun di lingkungan sekitar kita. Toksin adalah zat beracun yang bisa berbahaya bagi tubuh dan kesehatan. Namun ini bisa dihadapi dengan gaya hidup sehat, pemilihan makanan dan minuman, serta produk yang digunakan setiap harinya.
Toksin
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Standar simbol racun Uni Eropa menurut Directive 67/548/EEC. Tengkorak dan tulang sudah lama menjadi standar simbol racun.
Toksin (dari bahasa Yunani Kuno: τοξικόν) adalah sebuah zat beracun yang diproduksi di dalam sel atau organisme hidup,[1][2] kecuali zat buatan manusia yang diciptakan melalui proses artifisial. Kata ini pertama dipakai oleh kimiawan organik Ludwig Brieger (1849–1919).[3]
Untuk zat beracun yang tidak diproduksi di dalam organisme hidup, “toksikan” dan “toksik” sering dipakai.
Toksin bisa berupa molekul kecil, peptida, atau protein yang mampu menciptakan penyakit melalui sentuhan atau serapan oleh jaringan tubuh yang berinteraksi dengan makromolekul biologis, seperti enzim atau reseptor seluler. Toksin memiliki tingkat merusak yang sangat beragam, mulai dari kecil dan akut (misalnya sengat lebah) hingga mematikan (misalnya toksin botulinum).
Kenali Organ-Organ Detoksifikasi Anda
Berpuasa adalah satu-satunya cara untuk membersihkan tubuh Anda dengan sepenuhnya
1. Organ Detoksifikasi adalah Hati
- Hati adalah pabrik kimia dalam badan / tubuh kita, Toksin dapat disimpan di dalam lemak atau badan.
- Proses metabolisme terganggu
- Kandungan toksin terlalu banyak
- Toksin tidak dapat diurai/dicerna
- Tersimpan dalam lemak
2. Usus besar area penghasilan toksin :
- 24-28 jam, sisa makanan dibuang dari system pencernaan
- 72 jam, Pembentukan kotoran tersumbat
- Sisa-sisa makanan akan membusuk dan berfermentasi, menghasilkan bacteria didalam usus besar
- Pembentukan toksin menyebabkan Autotoksifikasi
Kotoran tersumbat dalam usus lebih dari 5kg dapat menyebabkan Autoksikasi :
- Ammonia (toksin hati)
- Nitrosamine, indole and skatole (toksin kanker)
- Phenols & cresols (pemacu kanker)
- Estrogens (toksin kanker, pemacu kanker payudara)
- Secondary bile acids (toksin kanker)
3. Ginjal adalah Fungsi Penyaring & Penyeimbang :
- Metabolisme cairan
- Penyeimbang kadar pH dalam darah
- Menyeimbangkan elektrolit
- Pembuangan urea
4. Kulit ialah saluran utama untuk pembuangan toksin melalui peluh :
- Bahan toksin yang larut dalam air (ammonia, asid laktik, urea dan logam berat akan dibuang dari badan melalui peluh)
- Gejala kulit sensitive menunjukkan reaksi kulit atas rangsangan luar
- Bagi mereka yang hati dan ginjalnya berfungsi terlalu lemah, biasanya kulit kelihatan lebih kasar & kusam
5. Ovari/Rahim ialah organ pembuang toksin utama bagi wanita :
- Darah haid tidak dapat dibuang dengan sempurnanya
- Tidak datang haid dalam tempoh masa panjang
- Wanita hamil dengan fungsi detoksifikasi yang lemah (pening & muntah)
- Lendiran bersifat merangsang dalam vagina
Gambar Hasil Detoksifikasi dengan Melile Greenfield Organic (GFO)
Mengapa Melilea Greenfiel Organic?
- Makanan organic berfungsi yang bebas pencemaran dari USA
- Makanan organic berfungsi terbaik untuk Naturopati
- Kaya dengan serat dan khasiat-khasiat untuk Detoksifikasi
- Khasiat makanan organiknya lebih tinggi
Cara penanaman Bahan Greenfield Organic Melilea :
- Tanah harus diistirahatkan selama 3 tahun
- Tidak ada sumber polusi sekitar / radius 30 km
- Mengontrol aktivitas orang & mobil yang keluar masuk ladang
- Limit kecepatan mobil sampai 8 km/jam, berbahan bakar bensol
- Tidak menggunakan hebisida dan bahan-bahan kimia lainnya
Melilea Greenfield Organic
- 5-star Makanan Organik Berfungsi (Organik Bintang 5)
- Berdasar pada 3 fungsi terbaik : fungsi organic, fungsi penyembuhan alami, fungsi naturopati
Melilea Greenfield Organic pilihan terbaik untuk Pembuangan Toksin :
- Membantu membersih dan detoksifikasi tubuh
- Merelakskan tubuh semasa berpuasa
- Menguatkan fungsi hati terutama menghilangkan toksin dari badan
- Meningkatkan pengeluaran toksin dari usus, ginjal dan kulit
- Meningkatkan peredaran darah, penyerapan nutrient dan gas oksigen
- Menyediakan nutrient yang alami dan seimbang kepada tubuh
Reaksi Positif setelah Konsumsi Melilea Greenfield Organic :
1. Jangka Waktu 3-6 hari
1. Jangka Waktu 3-6 hari
- Proses buang air lebih sering, dikarenakan usaha tubuh mengeluarkan kotoran tersumbat dari usus
- Gas lambung meningkat, sebagai efek Detoksifikasi normal
- Tubuh terasa nyeri jika selama ini kandungan PH tubuh Asam
- Kotoran mengambang di permukaan toilet
2. Jangka Waktu 6-45 hari
- Pengurangan Toksin di Colon
- Mengurangi tekanan pada Liver dan mencegah tubuh menyerap toksin kembali
- Toksin di seluruh organ tubuh dan aliran darah berkurang
- Menyeimbangkan system hormon, memberi pengaruh pada kulit
3. Jangka Waktu 45 hari …
- Tubuh mulai bersih dari toksin
- Proses penyembuhan terjadi
- Daya tahan tubuh terhadap penyakit meningkat secara efektif. Tubuh mencapai tahap kesehatan alami dan vitalitas yang maksimal.
Perut adalah sumber dari segala penyakit, pendapat menurut :
- Nabi Muhammad SAW bersabda “Sumber dari segala penyakit adalah perut, perut adalah gudang penyakit dan berpuasa itu obat” (H.R. Muslim).
- Sir Arbuthnot Lane,M.D – London : “Saya telah mengalami bahwa banyak kasus pembedahan dapat dihindari dengan cara mencuci usus, karena 90% dari penyakit manusia dimasa kini disebabkan oleh usus yang kotor dan tidak berfungsi dengan normal”.
- Dr.Norman Walker,Dsc, Phd – USA : “Cuci usus akan menghilangkan sembelit, rasa lesu, penyakit lemah pencernaan, sakit sendi, sakit pinggang, perut kembung, kencing manis dan lain-lain”.
- Henry B Beyler seorang Doktor di USA telah membuat 4 (empat) kesimpulan dari pengalaman beliau dibidang kesehatan selama 55 (lima puluh lima) tahun :
- Penyebab segala penyakit bukan dari bakteri, melainkan racun/toksin yang berawal dari keracunan makanan. Toksin/racun ini menyebabkan rusaknya sel tissu sehingga terjangkit bakteri.
- Dalam banyak kasus penggunaan obat untuk penyembuhan penyakit berbahaya, efek samping dari obat tersebut dapat membawa kematian.
- Makanan organik adalah pilihan terbaik untuk mengusir penyakit dan menguatkan tubuh.
- Naturopati memadukan teori dan praktikal pemahaman pengobatan alami, manusia mengalami sakit karena toksin yang terkumpul secara terus menerus didalam tubuh.
Keberatan Ber Investasi dengan KESEHATAN sejak awal, akibatnya di
kemudian hari Uang yang kita kumpulkan dari hasil kerja keras akan
terbuang dengan sia-sia hanya untuk berobat!
Dari Jaman dulu hingga sekarang terapi kesehatan yang terbaik adalah
dengan Metode DETOKSIFIKASI / Pembuangan racun yaitu dengan melakukan
PUASA dan DIET MAKANAN ORGANIK! ..
Yang MENARIK di akhir
kutipan yang kami ambil dari Blog Dr. Inayah Budiasti, M.S.,SpGK
beliau menuliskan bahwa MELILEA Sebagai Makanan Organik yang kaya akan
serat dan protein yang MAMPU MEMPERLANCAR DETOKS
Entah mengapa detoksifikasi atau sering disebut detoks
selalu dihubungkan dengan pelangsingan tubuh. Padahal, anggapan ini
tidak selalu benar. Manfaat sebenarnya dari detoksifikasi ialah mengeluarkan toksin atau racun dari dalam tubuh.
Ahli gizi dari Rumah Sakit Jakarta dr Inayah Budiasti MS SpGK mengungkapkan, toksin
di dalam tubuh manusia memang terjadi secara alami, bisa berasal dari
AMPAS MAKANAN dan makanan-makanan yang tidak tercerna.
SUMBER TOKSIN
- Ekternal : Bahan kimia seperti pestisida, zat atau makanan aditif, logam berat pada air, kimia industri, residu obat-obat farmasi, dan sebagainya
- Internal : Secara alami Tubuh juga memproduksi TOKSIN, Hal ini merupakan proses metabolisme, yang setiap hari terdapat pembelahan sel-sel baru Sementara itu, sel-sel lama menjadi aus dan mati.
- Pikiran dan emosi negatif juga merupakan racun bagi sel-sel tubuh.
DETOKS Tidak di Lakukan Dalam Waktu Singkat
Dalam kondisi normal, ampas dikeluarkan secara teratur setiap hari
melalui sistem pembuangan tubuh. ”Yang paling efektif ialah pembuangan
racun tubuh itu melalui buang air besar minimal satu kali. Tidak ada
ketentuan yang sama setiap hari. Misalnya, sampah dapur restoran. Kadang
menumpuk tinggi atau sedikit saja, tergantung dari pemesanan. Begitu
pula racun di dalam tubuh, bisa berbeda setiap hari, tergantung gaya
hidup.
Dia mencontohkan, jika seseorang pada suatu hari mengonsumsi makanan
sehat berupa sayuran kaya serat, tidak memiliki masalah yang membebani
pikiran dan pekerjaan lancar, toksin yang diproduksi di dalam tubuh
tidak terlalu banyak. Kemudian, keesokan hari semua berubah.
Undangan
makan membuat orang tersebut makan berbagai makanan olahan, dengan beban
kerja berat dan masalah pelik di rumah, otomatis kadar toksin yang
diproduksi tubuh meningkat. Karena itu, Inayah kurang menyetujui detoks
dilakukan dalam satu kesatuan yang singkat. Apalagi, tubuh memerlukan
waktu beradaptasi ketika melakukan detoks.
ORGAN-ORGAN Tubuh yang Bekerja Saat Proses DETOX
Biasanya,
proses detoks dimulai pada bagian usus besar (colon) sebagai salah
satu organ utama pencernaan. Selain itu, detoks juga bisa dilakukan
pada organ tubuh lain, seperti hati, ginjal, saluran pernapasan, kulit.
”Organ tubuh yang didetoks memang organ yang secara natural memiliki
kemampuan untuk detoks tubuh, seperti usus besar, hati, ginjal,
paru-paru, kulit,” pungkas alumnus Fakultas Kedokteran Universitas
Kristen Indonesia (UKI) itu –
Dr Angela C Ardhanie.
PUASA Dengan Cara Bertahap
Puasa bagi orang-orang yang sudah terbiasa melakukan setiap satu
tahun sekali selama satu bulan, tentu tidak ada masalah. Tubuh pun akan
mudah beradaptasi. Namun, bagi yang belum terbiasa, maka proses detoksifikasi melalui puasa harus dilakukan secara hati-hati.
Pasalnya, tubuh harus beradaptasi dari asupan makanan dengan porsi
yang biasa menjadi porsi yang lebih sedikit. Misalnya, mulai proses
puasa selama dua hari dalam dua pekan, kemudian dua hari dalam sepekan,
begitu seterusnya sampai bisa dilakukan setiap hari berturut-turut
selama 30 hari. Seusai berpuasa, penting untuk tetap menjaga asupan
makanan supaya tubuh yang sudah sehat dan bebas racun tadi tidak
kembali dipenuhi racun.
Karena itu, dr Inayah Budiasti MS SpGK menyarankan agar pelaksanaan
detoks sebaiknya secara perlahan untuk memberi tubuh kesempatan
beradaptasi. Layaknya orang yang perlu adaptasi ketika menghadapi pola
makan, demikian juga yang dilakukan tubuh. ”Saat tubuh mengalami
pengurangan asupan makanan, maka yang pertama dibuang ialah cairan.
Jadi, bukan lemak yang dibuang dari tubuh. Padahal, sebanyak 80 persen
tubuh terdiri atas air,” ungkapnya.
Karena itu, detoks yang dilakukan baik melalui puasa tanpa makan dan
minum untuk waktu tertentu atau puasa jus, perlu dilakukan secara
bertahap. Beri waktu pada tubuh beradaptasi minimal sekitar dua pekan
untuk mendapatkan hasil terbaik. ”Memberi waktu istirahat dua pekan
untuk saluran cerna sangat baik, yang penting asupan makanannya diatur,”
tandasnya.
REAKSI DETOKS (Ahli diet Jackson-Blatner)
terdapat beberapa efek dari detoks yang harus diperhatikan. Misalnya,
berat badan yang turun secara cepat tidak baik bagi tubuh. Saat proses
detoks, ketika toksin melewati pembuluh darah, maka tubuh akan memberi reaksi sehingga bisa timbul gejala :
Sakit
Kepala, Mual, Kembung, Ssembelit, Pilek, Flu, Demam Ringan, Gangguan
Kulit, Gangguan Emosi, Serta Kedinginan. Kadang disertai perubahan
warna air seni dan napas bau.
”Reaksi ini sangat individual sifatnya. Pada orang tertentu, reaksi
ini boleh jadi tidak muncul atau sudah terjadi pada hari pertama,”
ungkap Jackson-Blatner. Namun, reaksi itu baru muncul pada hari ketiga
karena hari ketiga tubuh mulai mengambil energi dari lemak setelah hari
pertama mengambil glukosa dari otot, hari kedua dari lever. Untuk bisa
sampai ke otak, lemak harus mengalami tahap perubahan hingga
membutuhkan waktu lebih lama.
PUASA Untuk Detoks
Dengan berpuasa terjadi proses yang sungguh menyehatkan tubuh, yaitu
pembuangan racun-racun (detoksifikasi). Penurunan berat tubuh hanya
merupakan efek samping dari proses detoks tersebut. Puasa baik
dilakukan tidak hanya untuk orang yang ingin menurunkan berat badan.
Orang sehat dengan berat badan ideal pun sangat baik menjalani puasa
secara periodik agar racun yang masuk ke tubuh tidak menumpuk dan
menjadi penyakit parah.
Berpuasa Bisa di Lakukan Berbagai Cara, Namun pada Prinsipnya Yakni
- Tidak Memasukan Makanan Berlebihan ke dalam Tubuh terutama yang tidak sehat.
- Penghematan Energi: mengurangi pemborosan energi
hingga energi yang dihasilkan tubuh betul-betul digunakan untuk
merontokkan semua racun,” Penghematan energi tadi bisa dilakukan makan
hanya selepas magrib hingga sebelum subuh, atau Hanya Menyantap Buah dan Sayuran.
Dengan berpuasa atau menyantap makanan yang mudah dicerna, tubuh tidak
menggunakan energi untuk mencerna makanan, tetapi betul-betul untuk
membuang racun. – Ujar ahli gizi dari Rumah Sakit Jakarta dr Inayah Budiasti MS SpGK.
Detoksifikasi merupakan pembuangan racun-racun tubuh Dengan Cara Terbaik MEMBERIKAN NUTRISI yang sesuai untuk sel-sel tubuh.
Menurut ahli terapis organik dari Healthy Choice Kemang dr Angela C Ardhanie, biasanya dia menganjurkan orang yang ingin melakukan detoks menjalani puasa dengan tetap mengonsumsi jus buah dan sayuran.
Sesuai
prinsip Healthy Choice yang mengedepankan produk organik, maka jus
buah dan sayuran yang dipilih berasal dari buah dan sayur organik, yang
dijamin tanpa tambahan zat pengawet dan gula
Melilea telah memformulasikan Green Field Organic sebagai makanan
organik yang kaya akan serat, protein nabati dan vitamin yang terbukti
mampu memperlancar proses pembuangan racun di tubuh (detoksifikasi)
Sumber : hanglekiumc.com
Posting Komentar